Waspada Siksa Neraka
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الُ فَلَ مُضِلّ لَهُ، وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلَ هَادِيَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنْ لَ إِلَهَ إِلَ الُ، وَ
أَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُولُهُ
قَالَ تَعَالَى: (يَا أَيّهَا الّذِينَ آمَنُوا اتّقُوا الَ حَقّ تُقَاتِهِ وَ لَ تَمُوتُنّ إِلّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)
وَ قَالَ أَيْضًا: (يَا أَيّهَا النّسُ اتّقُوا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِن نّفْسٍ وّحِدَةٍ وّ خَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَ
بَثّ مِنْهُمَا رِجَالً كَثِيًا وّ نِسَاءً وّ اتّقُوا الَ الّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَ الْأَرْحَامَ إِنّ الَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا)
وَ قَلَ جَلّ جَلَ لَهُ: ( يَا أَيّهَا الّذِينَ آمَنُوا اتّقُوا الَ وَ قُولُوا قَوْلً سَدِيدًا يّصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَ
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَ مَنْ يّطِعِ الَ وَ رَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا)
أَمّا بَعْدُ: فَإِنّ أَحْسَنَ الْكَلَمِ كَلَمُ الِ، وَ خَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمّدٍ صَلّى الُ عَلَيْهِ وَ سَلّمَ، وَ
شّرّ اْلُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَ كُلّ مُحْدَثَتٍ بِدْعَةٌ، وَ كُلّ بِدْعَةٍ ضَلَلَةٌ، وَ كُلّ ضَلَلَةٍ فِى النّارِ
Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan kepada kita nikmat yang terbesar dan teragung
di kehidupan di dunia ini, yaitu nikmat Islam. Dengan Islam, kita semua senantiasa belajar
bagaimana menjadi hamba yang bertakwa di hadapan Allah swt. Islam mengajarkan kita untuk
bertakwa, karena takwa adalah sebaik-baik bekal untuk menghadap Allah swt. di akhirat kelak. Dan
melalui mimbar Jum'at kali ini, kami mengajak kita semua untuk meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt. dalam seluruh sendi-sendi kehidupan kita.
Allah swt. telah mengingatkan kita melalui firman-Nya serta melalui lisan Rasul-Nya tentang
pentingnya takwa. Allah swt. juga telah memberitahukan salah satu cara yang efektif meningkatkan
ketakwaan, yaitu: mengingat pedihnya siksaan di neraka. Sebagaimana diingatkan oleh sebagian
ulama, “Wahai orang yang lalai terhadap dirinya dan tenggelam dalam tipu daya dunia yang
mereka anggap tak bertepi dan tak akan pergi, janganlah berpikir tentang apa yang akan kamu
tinggalkan. Segeralah berpikir ke mana engkau akan kembali. Sesungguhnya engkau telah diberi
kabar, bahwa neraka adalah tempat kembali semua orang.”
Firman Allah swt.,
وَ إِن مِنكُمْ إِلَّ وَارِدُهَاۚ كَانَ عَلَٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا ثَُّ نُنَجِّ ٱلَِّينَ
ٱتَّقَوا۟ وَّ نَذَرُ ٱلظَّٰلِمِيَ فِيَا جِثِيًّا
“Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu
adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orangorang
yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut.” (QS. Maryam: 71-72)
Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah,
Setiap manusia pasti akan dikirim ke neraka, dan belum tentu semuanya akan termasuk orang
yang diselamatkan. Marilah kita memikirkan serta merasakan dalam jiwa, betapa dahsyatnya
siksa dalam neraka, sehingga kita akan mempersiapkan untuk menyelamatkan diri darinya.
Renungkanlah kondisi makhluk-makhluk yang telah keras hatinya dan tidak menyadari siksa
neraka. Hingga pada saat mereka merasakan kesedihan dan dahsyatnya siksa neraka, mereka
menantikan kebenaran berita dari neraka, menunggu pertolongan yang diharapkan, karena orangorang
yang jahat akan diliputi oleh kegelapan yang menumpuk-numpuk. Mereka akan diserang
oleh api yang menjilat-jilat. Mereka akan diperdengarkan suara teriakan kesakitan yang
membahana karena dahsyatnya siksa. Pada saat itulah orang-orang yang berdosa percaya akan
kebenaran siksa, dan pada saat itu terdengar suara memanggil dari dalam Zabaniyah (salah satu
neraka) yang berkata, “Di mana Fulan bin Fulan yang menghabiskan umurnya di dunia dengan
panjang angan-angan dan berbuat nista?”
Kemudian mereka segera mendatangi panggilan itu. Mereka mendatangi panggilan itu dengan
ketakutan yang dahsyat. Mereka digiring menuju siksa yang sangat pedih. Mereka dilemparkan
ke dalam dasar neraka Jahim. Dikatakan kepada mereka,
كَرِي عَزِيزُ الْ
ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْ
“Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.” (QS. ad-Dukhan: 49)
Namun saat itu, di neraka, tidak ada lagi orang yang perkasa, tidak ada lagi orang yang mulia dan
tidak ada lagi orang yang berharta melainkan orang yang bersedih, merana dan tersiksa karena
pedihnya adzab neraka. Na'udzubillahi min dzalik.
Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah,
Demikian dahsyatnya kepedihan di dalam neraka sampai-sampai Allah swt. senantiasa
menyebutkannya dalam al-Qur'an untuk memperingatkan umat manusia. Begitu pula Rasulullah
saw. selalu mewanti-wanti umatnya akan pedihnya siksaan neraka.
Allah swt. berfirman tentang suara neraka,
مَصِي ُ إِذَآ أُلْقُوا۟ فِيَا
سَ ٱلْ
وَ لِلَِّينَ كَفَرُوا۟ بِرَبِِّمْ عَذَابُ جَهَنََّۖ وَ بِئْ
غَيْظِ كُلَّمَآ أُلْقِيَ فِيَا
سَِعُوا۟ لَاَ شَهِيقًا وَ هِيَ تَفُورُ تَكَاد تَُمَيَُّ مِنَ ٱلْ
فَوْجٌ سَأَلَهُْ خَزَنَتَُآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ
“Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah
seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar
suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak. Hampir-hampir (neraka) itu
terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang
kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, 'Apakah belum pernah datang
kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?'” (QS. al-Mulk: 6-8)
Mengenai panasnya neraka telah diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A bahwa Nabi saw. bersabda,
“Sesungguhnya api dunia itu satu dari seratus bagian neraka Jahannam.” (HR. Ahmad)
Allah juga berfirman,
وَ أَصْحَٰبُ ٱلشِّمَالِ مَآ أَصْحَٰبُ ٱلشِّمَالِ فِ سَُومٍ وَ حَِيٍ وَ ظِلٍّ
مِّنْ يَحْمُومٍ لَّ بَارِدٍ وَ لَ كَرِيٍ “Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? Dalam (siksaan) angin yang sangat panas, dan
air panas yang mendidih dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak
menyenangkan.” (QS. al-Waqi'ah: 41-44)
Ayat di atas memberikan isyarat tentang hal-hal yang digunakan untuk mendinginkan suasana di
dunia, yaitu: air, udara dan naungan mendung. Namun di neraka, semuanya tidak dapat
mendatangkan kesejukan. Air Jahannam adalah al-Hamim, yaitu air yang sangat panas. Udara
Jahannam adalah as-Samum, yaitu udara yang sangat panas. Dan naungannya adalah al-Yahmum,
yaitu asap neraka yang panas. Semoga Allah menjaga kita dari neraka.
Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah,
Di dalam neraka, telah disediakan rantai dan belenggu. Sebagaimana firman Allah swt.,
إِنَّآ أَعْتَدْنَا لِلْكَٰفِرِينَ سَلَٰسِلَ۟ وَ أَغْلَٰلً وَ سَعِيًا
“Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kaifr rantai, belenggu dan neraka yang
menyala-nyala.” (QS. al-Insan: 4)
حَمِيِ ثَُّ فِ ٱلنَّارِ
إِذِ ٱلَْغْلَٰلُ فِ أَعْنَٰقِهِْ وَ ٱلسَّلَٰسِلُ يسُْحَبُونَ فِ ٱلْ
يسُْجَرُونَ
“Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret ke dalam air yang
sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.” (QS. Ghafir: 71-72)
Adapun minuman penghuni neraka adalah: al-Hamim (minuman yang sangat panas), al-Ghasaq
(nanah), as-Shadid (muntahan dan darah) serta air yang seperti besi mendidih. Firman Allah swt.,
لَ يَذُوقُونَ فِيَا بَرْدًا وَ لَ شَرَابًا إِلَّ حَِيمًا وَ غَسَّاقًا
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman. Selain air
yang mendidih dan nanah.” (QS. an-Naba`: 24-25)
Allah swt. juga telah menerangkan tentang makanan penghuni neraka sebagaimana firman-Nya,
لَيْسَ لَهُْ طَعَامٌ إِلَّ مِن ضَرِيعٍ غْنِى مِن جُوعٍ
لَّ يسُْمِنُ وَ لَ يُ
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan
dan tidak pula menghilangkan lapar.” (QS. al-Ghasyiyah: 6-7)
إِنَّ شَجَرَتَ مُهْلِ يَغْلِ فِ ٱلْبُطُونِ
ٱلزَّقُّومِ طَعَام ٱُلَْثِيِ كَٱلْ
حَمِيِ
لِ ٱلْ
كَغَْ
“Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran
minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang amat panas.” (QS. ad-
Dukhan: 43-46)
Pakaian penghuni neraka seluruhnya terbuat dari api neraka. Allah swt. berfirman,
فَٱلَِّينَ كَفَرُوا۟ قُطِّعَتْ لَهُْ ثِيَابٌ مِّن نَّارٍ ...
“... Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka...” (QS. al-
Hajj: 19)
وَتَرَى مُجْرِمِيَ يَوْمَئِذٍ مُّقَرَّنِيَ فِ ٱلَْصْفَادِ سَرَابِيلُهُْ مِّن قَطِرَانٍ وَ
ٱلْ
تَغْشَىٰ وُجُوهَهُ ٱلنَّارُ “Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan
belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (tir) dan muka mereka ditutup oleh api
neraka.” (QS. Ibrahim: 49-50)
لَهُ مِّن جَهَنََّ مِهَادٌ وَ مِن فَوْقِهِْ غَوَاشٍۚ
“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka).”
(QS. al-A'raf: 41)
Nabi saw. bersabda mengenai perbuatan yang menyebabkan seseorang diberikan pakaian dari api
neraka, “Barangsiapa di dunia mengambil makanan dari saudaranya yang muslim, kelak akan
diberi makan seperti itu di neraka Jahannam. Dan barangsiapa merebut pakaian seorang
muslim, maka Allah akan memberinya pakaian seperti itu nanti di neraka Jahannam.”
Kondisi penghuni neraka begitu menyedihkan. Allah swt. telah menggambarkan kondisi mereka,
تَلْفَحُ وُجُوهَهُ ٱُلنَّارُ وَ هُْ فِيَا كَٰلِحُونَ
“Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.” (QS.
al-Mu'minun: 104)
جُلُود هُُْ بَدَّلْنَ عَذَابَۗ
يَهَا لِيَذُوقُوا۟ ٱلْ
هُْٰ جُلُودًا غَْ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke
dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,
supaya mereka merasakan azab.” (QS. an-Nisa`: 56)
“.... Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka.
Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur-luluhkan
segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambukcambuk
dari besi.” (QS. al-Hajj: 19-21)
Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah,
Para pendahulu umat ini telah menunjukkan teladan yang baik mengenai rasa takut terhadap
neraka. Abu Sulaiman ad-Darany berkata, “Suatu kali Thawus menuju tempat tidurnya, tetapi dia
merasa seperti direbus di atas kendil yang mendidih. Kemudian dia melompat meninggalkan
tempat tidurnya dan menghadap kiblat (shalat) hingga pagi, ia berkata, 'Orang-orang ahli
ibadah tidak bisa menikmati tidur, jika teringat neraka'.”
Abu Nuh al-Anshari berkata, “Telah terjadi kebakaran di sebuah rumah yang di dalamnya ada Ali
bin al-Husain yang sedang sujud. Semua orang memanggilnya, “Wahai cucu Rasulullah, api!”
Namun ia tidak mengangkat kepalanya hingga apinya padam. Kemudian ditanya, “Apa yang
membuatmu tidak mempedulikan api tadi?” Dia menjawab, “Api yang lain (yaitu api neraka).”
Ismail as-Sadi berkata, “Al-Hajjaj bertanya kepada Said bin Jubair, 'Aku dengar kamu tidak
pernah tertawa?' Ia menjawab, 'Bagaimana saya akan tertawa, sementara saya telah merasakan
Jahannam, belenggu telah mengekangku dan Zabaniyah telah siap memangsa?'”
Demikianlah para imam kaum muslimin, para pendahulu kita mengamalkan rasa takut mereka
akan pedihnya siksa neraka dengan ibadah yang nyata, sehingga Allah mengangkat derajat
mereka di dunia dan di akhirat.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الَ لِي وَ لَكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِيَ وَ الْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنّهُ هُوَ
الْغَفُورُ الرّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِ رَبّ الْعَالَمِيَ، وَ أَشْهَدُ أَنْ لَ إِلَهَ إِلّ الُ وَلِيّ الصّالِحِيَ، وَ أَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ
اْلَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِيَ، اللّهُمّ صّلّ عَلَى مُحَمّدٍ وَ عَلَى آلِهِ مُحَمّدٍ كَمَا صَلّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ
وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمّدٍ وَ عَلِى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ،
أَمّا بَعْدُ،
Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah,
Ukuran minimal, wajib takut kepada neraka adalah apa yang membuat seseorang termotivasi
untuk melakukan kewajiban dan menjauhi larangan. Lebih dari itu, jika takutnya mampu
memotivasi seseorang untuk melakukan hal-hal yang sunnah dan meninggalkan yang makruh,
menyerderhanakan kebutuhan yang dibolehkan, maka hal ini adalah keutamaan yang sangat baik.
Sufyan bin Uyainah berkata, “Allah menciptakan neraka sebagai rahmat untuk menakuti hamba-
Nya agar mereka sadar.” Maksud yang utama adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan
apa saja yang diridhai dan dicintai, serta meninggalkan apa saja yang dibenci dan tidak disukai.
Demikianlah hakikat takwa. Takut kepada Allah swt. atas keagungan dan kebesaran-Nya yang ada
di dalam dada merupakan tujuan manusia juga, tetapi sebaiknya ketakutan itu menjadi motivasi
untuk mendekatkan diri dengan melaksanakan apa yang dicintai Allah dan meninggalkan apa
yang dibenci-Nya.
Semoga Allah swt. menganugerahi kita rasa takut kepada neraka sebagaimana Rasulullah saw., para
sahabatnya r.a serta para imam kaum muslimin merasakan takut kepada neraka. Dan semoga
dengan rasa takut tersebut meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt.
اللّهُمّ صَلّ عَلَى مُحَمّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللّهُمّ بَرِكْ عَلَى مُحَمّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَ عَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ إِنّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيَ وِ الْمُؤْمِنَاتِ، و الْمُسْلِمْيَ وَ الْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلَمْوَاتِ،
إِنّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدّعوَاتِ.
اللّهُمّ إِنّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَ التّقَى وَ الْعَفَافَ وَ الْغِنَى.
اللّهُمّ لَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنّكَ أَنْتَ الْوَهّاب.
رَبّنَا لَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لّلّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبّنَا إِنّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ.
رَبّنَآ ءَاتِنَا فِى الدّنْيَ حَسَنَةً وَ فِى اْلَخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النّارِ، وَ الْحَمْدُ لِ رَبِ الْعَالَمِيَ.
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment